Pola integrasi
pertanian dan peternakan :Sistem pertanian terpadu
Pola
integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian
terpadu adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini
sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di
lahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah
karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan
untuk pakan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh
hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.
Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan
saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi
dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Karakteristik
: SistemPertanianTerpadu
Salah
satu sistem usaha tani yang dapat mendukung pembangunan pertanian di wilayah
pedesaan adalah sistem integrasi tanaman ternak. Ciri utama dari
pengintegrasian tanaman dengan ternak adalah terdapatnya keterkaitan yang
saling menguntungkan antara tanaman dengan ternak. Keterkaitan tersebut
terlihat dari pembagian lahan yang saling terpadu dan pemanfaatan limbah dari
masing masing komponen. Saling keterkaitan berbagai komponen sistem integrasi
merupakan factor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat tani
dan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan
Petani
memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tamanannya, kemudian
memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak (Ismail dan Djajanegara,
2004). Pada model integrasi tanaman ternak, petani mengatasi permasalahan
ketersediaan pakan dengan memanfaatkan limbah tanaman seperti jerami padi,
jerami jagung, limbah kacang-kacangan, dan limbah pertanian lainnya. Terutama
pada musim kering, limbah ini bisa menyediakan pakan berkisar 33,3% dari total
rumput yang diberikan (Kariyasa, 2003). Kelebihan dari adanya pemanfaatan
limbah adalah disamping mampu meningkatkan ketahanan pakan khususnya pada musim
kering juga mampu menghemat tenaga kerja dalam kegiatan mencari rumput,
sehingga memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan jumlah skala
pemeliharaan ternak.
Konsep dan Sistem
Keterpaduan : Pertanian
Peternakan
Hubungan
antara pertanian dengan peternakan dalam sistem pertanian terpadu sangat
beraneka ragam, tergantung pada sudut pandang yang diambil. Salah satu manfaat
dari mempelajari sistem pertanian terpadu adalah bisa mengetahui hubungan
saling ketergantungan antara pertanian dengan peternakan. Selain itu dapat pula
diketahui berbagai keuntungan yang bisa diambil saat mempelajari hubungan
antara sistem pertanian dengan peternakan.
Keuntungan
yang bisa diambil dari peternakan bagi pertanian adalah pemanfaatan tenaga
hewan ternak untuk kepentingan pertanian. Contoh manfaat yang bisa diambil dari
peternakan adalah kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk kandang
bagi tanaman. Tenaga hewan ternak juga dapat digunakan sebagai tenaga pengolah
lahan dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tenaga pengangkutan hasil pertanian
di mana akan menghemat biaya karena tidak membutuhkan bahan bakar layaknya
kendaraan bermotor.
Sama
dengan peternakan, pertanian pun sangat bermanfaat bagi dunia peternakan. Salah
satu faktor yang harus terpenuhi dalam peternakan adalah kebutuhan akan pakan
ternak Dari pertanian akan dihasilkan bahan-bahan yang dapat diolah menjadi
pakan ternak. Pertanian sangat berperan dalam memenuhi keutuhan pakan ternak
karenatidak semua hewan ternak dapat diberi pakan dengan bahan makanan yang
diambil dari alam. Banyak hewan ternak yang pemenuhan pakannya sangat
bergantung pada pertanian. Oleh sebab itu, keberadaan pertanian menjadikan
kebutuhan pakan ternak akan mudah terpenuhi.
Tanaman
yang diintegrasikan dengan ternak sapi mampu memanfaatkan produk ikutan dan
produk samping tanaman (sisa-sisa hasil tanaman) untuk pakan ternak dan
sebaliknya ternak sapi dapat menyediakan bahan baku pupuk organik sebagai
sumber hara yang dibutuhkan tanaman. Sejalan dengan program pemerintah dalam
peningkatan populasi dan produksi ternak sapi yaitu melalui program-program
bantuan pengadaan bibit sapi maka hal ini sangat baik untuk penerapan integrasi
ternak sapi dalam usaha tani tanaman. Keuntungan langsung integrasi ternak
sapi-tanaman pangan adalah meningkatnya pendapatan petani-peternak dari hasil
penjualan sapi dan jagung. Keuntungan tidak langsung adalah membaiknya kualitas
tanah akibat pemberian pupuk kandang (Bamualim et al. 2004).
Contoh Sistem Pertanian
Terpadu Antar Pertanian dan Peternakan
Macam-macam
integrasi tanaman dengan ternak antara lain adalah :
1.
Integrasi
Tanaman Padi Dengan Ternak Sapi
Usaha
pemeliharaan ternak sapi dalam suatu kawasan persawahan dapat memanfaatkan
secara optimal sumberdaya lokal dan produk samping tanaman padi. Pola
pengembangan ini dikenal dengan sistem integrasi padi ternak (SIPT). Program
SIPT merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi padi, daging,
susu, dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani (Hayanto B, et.al., 2002).
Pelaksanaan SIPT dilaksanakan melalui penerapan teknologi pengolahan hasil
samping tanaman padi seperti jerami padi dan hasil ikutan berupa dedak padi
yang dapat dimanfaatkan oleh ternak sapi sebagai pakan sapi. Sedangkan kotoran
ternak sapi dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pupuk organik yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah di areal persawahan.
Produk samping tanaman padi berupa jerami mempunyai potensi
yang cukup besar dalam menunjang ketersediaan pakan ternak. Produksi jerami
padi dapat tersedia dalam jumlah yang cukup besar rata-rata 4 ton/ha dan
setelah melewati proses fermentasi dapat menyediakan bahan pakan untuk sapi
sebanyak 2 ekor/tahun. Untuk dapat dimanfaatkan secara optimal agar disukai
ternak maka sebelum diberikan pada ternak dilakukan pencacahan, fermentasi
ataupun amoniasi. Jerami padi yang telah difermentasi siap untuk digunakan
sebagai bahan dasar untuk pakan sapi namun dapat ditambahkan dengan bahan pakan
lainnya secara bersama-sama seperti hijauan legum (lamtoro, kaliandra, turi)
yang dibudidayakan di areal pematang atau pagar kebun. Pemberian jerami
disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi. Sapi dewasa umumnya diberikan sejumlah 20
– 30 kg jerami per hari dan dipercikkan air garam untuk menambah nafsu makan.
Penambahan bahan pakan lain seperti dedak padi atau hijauan legum dapat
disesuaikan dengan ketersediaan bahan di lokasi. Kotoran sapi berupa feses,
urine dan sisa pakan dapat diolah menjadi pupuk organik padat dan cair untuk
dimanfaatkan di areal persawahan sedangkan sisanya dapat dijual untuk menambah pendapatan
petani.
Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 8 – 10 kg
setiap hari, urine 7 – 8 liter setiap hari dan bila diproses menjadi pupuk
organik (padat dan cair) dapat menghasilkan 4 – 5 kg pupuk. Dengan demikian
satu ekor sapi dapat menghasilkan sekitar 7,3 – 11 ton pupuk organik per tahun,
sementara penggunaan pupuk organik pada lahan persawahan adalah 2 ton/ha untuk
setiap kali tanam sehingga potensi pupuk organik yang ada dapat menunjang
kebutuhan pupuk organik untuk 1,8 – 2,7 hektar dengan dua kali tanam dalam
setahun.
2.
Integrasi
Tanaman Jagung Dengan Ternak Sapi
Tanaman jagung
setelah produk utamanya dipanen hasil ikutan tanaman jagung berupa daun, batang
dan tongkol sebelum atau sesudah melalui proses pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber bahan pakan ternak alternatif. Jumlah produk ikutan jagung dapat
diperoleh dari satuan luas tanaman jagung antara 2,5 – 3,4 ton bahan kering per
hektar yang mampu menyediakan bahan baku sumber serat/pengganti hijauan untuk 1
satuan ternak (bobot hidup setara 250 kg dengan konsumsi pakan kering 3 % bobot
hidup) dalam setahun. Produk ikutan tanaman jagung sebelum digunakan sebagai
bahan baku pakan dapat diolah menjadi silase baik dengan atau tanpa proses
fermentasi dan amoniasi. Pemberian dalam bentuk segar atau sudah diolah
disarankan sebaiknya dipotong-potong atau dicacah terlebih dahulu agar lebih
memudahkan ternak dalam mengkonsumsi. Agar ternak lebih menyukai dapat
ditambahkan molases atau air garam. Kotoran ternak yang telah diproses dapat
dipergunakan sebagai sumber energi (biogas) dan pupuk organik yang dapat
digunakan untuk memperbaiki struktur tanah pada lahan tanaman jagung.
Kesimpulan
Sistem
integrasi tanaman-ternak. Sistem ini memberikan keuntungan kepada petani dan
peternak antaralain :
1) Pupuk
kompos dari kotoran ternak sapi dapat meningkatkan kesuburan tanah dan sebagai
sumber pendapatan
2) Ternak
dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja dan juga sumber pendapatan bila disewa
oleh petani lain yang tidak memiliki ternak sapi,
3) Limbah
jagung bermanfaat sebagai pakan sehingga mengurangi biaya penyediaan pakan.
Pengembangan usaha ternak sapi dapat dilakukan dengan memberdayakan sumber daya
lokal.
Pengembangan pola
integrasi ternak tanaman-ternak memerlukan kerja sama antara petani, peternak
dan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mendorong pengembangan sistem
integrasi tanaman-ternak dapat berupa strategi agresif dan diversifikatif.
Pemerintah juga perlu memberikan bantuan modal, penyuluhan, pelatihan, dan
introduksi tanaman hijauan pakan unggul yang dapat ditanam di antara pohon
kelapa maupun lahan terbuka. Pengembangan integrasi tanaman dan ternak dapat
dilakukan melalui pendekatan kelompok. Cara ini dapat memudahkan pemerintah
dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan selain mengintensifkan komunikasi di
antara anggota kelompok maupun antara anggota kelompok dan pemerintah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo semua! Saya ingin berbagi artikel terbaru saya yang berjudul "Potensi Budidaya Alga di Indonesia: Sumber Daya Bernilai dan Berkelanjutan". Dalam artikel ini, saya mengeksplorasi potensi luar biasa dari budidaya alga di Indonesia dan dampak positifnya terhadap lingkungan dan perekonomian.
BalasHapusAlga, mikroorganisme fotosintetik, memiliki potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan di Indonesia. Negara kita memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, dan budidaya alga dapat menjadi alternatif yang menarik dalam memenuhi berbagai kebutuhan kita.
Dalam artikel ini, saya mengulas manfaat budidaya alga dalam berbagai bidang, seperti pangan, energi, dan lingkungan. Saya juga membahas potensi pasar yang luas untuk produk alga, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.
Jadi, jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang potensi budidaya alga di Indonesia, silakan kunjungi artikel saya melalui tautan berikut: Potensi Budidaya Alga di Indonesia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus